PUISI KARYA KHALIL GIBRAN MENGENAI BEKERJA
……………….
selama ini kau dengar orang berkata bahwa hidup adalah kegelapan
dan dalam keletihanmu kau tirukan kata-kata mereka yang lelah
namun aku berkata bahwa hidup memang kegelapan kecuali: jika ada dorongan
dan semua dorongan buta belaka, kecuali: jika ada pengetahuan
dan segala pengetahuan adalah hampa, kecuali: jika ada pekerjaan
dan segenap pekerjaan adalah sia-sia, kecuali: jika ada kecintaan
jikalau kau bekerja dengan rasa cinta,
engkau menyatukan dirimu dengan dirimu,
kau satukan dirimu dengan orang lain, dan sebaliknya,
serta kau dekatkan dirimu kepada Tuhan
dan apakah yang dinamakan bekerja dengan rasa cinta?
laksana menenun kain dengan benang yang ditarik dari jantungmu,
seolah-olah kekasihmulah yang akan mengenakan kain itu
bagai membangun rumah dengan penuh kesayangan,
seolah-olah kekasihmulah yang akan mendiaminya dimasa depan.
seperti menyebar benih dengan kemesraan, dan memungut panen dengan kegirangan,
seolah-olah kekasihmulah yang akan makan buahnya kemudian.
……………..
seringkali ku dengar engkau berkata-kata, laksana menggumam dalam mimpi,
“dia yang bekerja dengan bahan pualam, dan menemukan didalamnya bentuk jiwanya sendiri, lebih tinggi martabatnya daripada dia, si pembajak sawah.”
“dan dia yang menangkap pelangi dilangit untuk dilukis warnanya, menyerupai citra manusia, diatas kain, derajatnya lebih mulia dari dia, si pembuat sandal kita”
namun aku berkata, tidak didalam tidur, melainkan dikala jaga sepenuhnya, ketika matahari tinggi, bahwa angin berbisik tidak lebih mesra di pohon jati raksasa, daripada di rerumputan yang paling kecil dan tanpa arti.
dan hanya dialah sungguh besar, yang menggubah suara angin, menjadi sebuah simponi, yang makin agung karena kasih sayangnya.
kerja adalah kerja yang mengejawantah.
dan jika kau tiada sanggup bekerja dengan cinta, hanya dengan enggan, maka lebih baiklah jika engkau meninggalkannya, lalu mengambil tempat didepan gapura candi, meminta sedekah dari mereka yang bekerja dengan suka cita.
sebab bila kau memasak roti dengan rasa tertekan, maka pahitlah jadinya dan setengah mengenyangkan.
bilamana kau menggerutu ketika memeras anggur, gerutu itu meracuni air anggur.
dan walupun kau menyanyi dengan suara bidadari, namun hatimu tiada menyukainya, maka tertutuplah telinga manusia dari segala bunyi-bunyian siang dan suara malam hari.
Jumat, 11 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar