Jumat, 11 Juli 2008

AJARAN UNTUK SUKSES

AJARAN SUKSES I

Bermimpi
[ setiap hari ]

di belakangku ada kekuatan
tak terbatas
di depanku ada kemungkinan
tak berakhir
di sekelilingku ada kesempatan
tak terhitung
mengapa aku harus takut ?


AJARAN SUKSES II

Enam rahasia sukses

1. Tidak ada rahasia sukses, sukses adalah untuk semua orang
2. Hidup Anda menjadi lebih baik hanya jika Anda menjadi lebih baik
3. Tidak ada sukses tanpa pengorbanan
4. Sukses diperoleh dalam ukuran senti bukan kilometer
5. Musuh terbesar dari kesuksesan besok hari adalah kesuksesan hari ini
6. Tidak ada nasihat sukses yang berhasil sampai Anda melakukannya.


AJARAN SUKSES III

Yang banyak Dicari adalah:

Orang yang lebih banyak meningkatkan
Dan lebih sedikit menolak.

Yang lebih banyak melaksanakan
Dan lebih sedikit pembicaraan.

Yang lebih banyak berkata itu bisa dilakukan
Dan lebih sedikit yang berkata itu mustahil.

Lebih banyak yang mengobarkan semangat orang lain
dan lebih sedikit yang memadamkan semangat orang lain.

Lebih banyak masuk ke dalam suatu aktivitas
Dan lebih sedikit yang tinggal di sampingnya.

Lebih banyak yang menunjukkan apa yang benar
Dan lebih sedikit yang menuding apa yang salah.

Lebih banyak yang menyalakan lilin dan
Lebih sedikit yang mengutuk kegelapan.


AJARAN SUKSES IV

Pintu Menuju Kesempatan

Kesempatan-kesemptan dan motivasi berkaitan
Orang-orang yang termotivasi melihat kesempatan-kesempatan,
dan kesempatan-kesempatan yang biasanya memotivasi orang-orang

Kebiaasaan-kebiasaan baik mendahului kesempatan- kesempatan bagus. Siapa diri Anda menentukan apa yang Anda lihat

Hari ini adalah hari terbaik untuk sebuah kesempatan.
Kesempatan selalu menjawab dengan “Sekarang”.

Kesempatan-kesempatan adalah hasil dari keberanian, Bukan keberuntungan.
Orang-orang sukses mencari kesempatan-kesempatan, dan apabila mereka tidak dapat menemukannya, mereka menciptakannya.

Kesempatan tanpa komitmen akan berlalu.
Kesempatan-kesempatan yang tertunda tidak pernah hilang-mereka hanya
direbut dalam persaingan.

Kesempatan-kesempatan dilahirkan oleh Persoalan-persoalan.
Jika Anda mencari kesempatan yang BESAR, Carilah persoalan yang BESAR.

Kesempatan-kesempatan bisa berlipat-ganda atau lenyap. Semakin Anda mengejar kesempatan-kesempatan
Semakin banyak yang Anda lihat di belakang mereka.

PUISI KARYA KHALIL GIBRAN MENGENAI BEKERJA

PUISI KARYA KHALIL GIBRAN MENGENAI BEKERJA
……………….
selama ini kau dengar orang berkata bahwa hidup adalah kegelapan
dan dalam keletihanmu kau tirukan kata-kata mereka yang lelah

namun aku berkata bahwa hidup memang kegelapan kecuali: jika ada dorongan
dan semua dorongan buta belaka, kecuali: jika ada pengetahuan
dan segala pengetahuan adalah hampa, kecuali: jika ada pekerjaan
dan segenap pekerjaan adalah sia-sia, kecuali: jika ada kecintaan

jikalau kau bekerja dengan rasa cinta,
engkau menyatukan dirimu dengan dirimu,
kau satukan dirimu dengan orang lain, dan sebaliknya,
serta kau dekatkan dirimu kepada Tuhan

dan apakah yang dinamakan bekerja dengan rasa cinta?
laksana menenun kain dengan benang yang ditarik dari jantungmu,
seolah-olah kekasihmulah yang akan mengenakan kain itu

bagai membangun rumah dengan penuh kesayangan,
seolah-olah kekasihmulah yang akan mendiaminya dimasa depan.

seperti menyebar benih dengan kemesraan, dan memungut panen dengan kegirangan,
seolah-olah kekasihmulah yang akan makan buahnya kemudian.

……………..

seringkali ku dengar engkau berkata-kata, laksana menggumam dalam mimpi,
“dia yang bekerja dengan bahan pualam, dan menemukan didalamnya bentuk jiwanya sendiri, lebih tinggi martabatnya daripada dia, si pembajak sawah.”
“dan dia yang menangkap pelangi dilangit untuk dilukis warnanya, menyerupai citra manusia, diatas kain, derajatnya lebih mulia dari dia, si pembuat sandal kita”

namun aku berkata, tidak didalam tidur, melainkan dikala jaga sepenuhnya, ketika matahari tinggi, bahwa angin berbisik tidak lebih mesra di pohon jati raksasa, daripada di rerumputan yang paling kecil dan tanpa arti.
dan hanya dialah sungguh besar, yang menggubah suara angin, menjadi sebuah simponi, yang makin agung karena kasih sayangnya.

kerja adalah kerja yang mengejawantah.

dan jika kau tiada sanggup bekerja dengan cinta, hanya dengan enggan, maka lebih baiklah jika engkau meninggalkannya, lalu mengambil tempat didepan gapura candi, meminta sedekah dari mereka yang bekerja dengan suka cita.

sebab bila kau memasak roti dengan rasa tertekan, maka pahitlah jadinya dan setengah mengenyangkan.

bilamana kau menggerutu ketika memeras anggur, gerutu itu meracuni air anggur.
dan walupun kau menyanyi dengan suara bidadari, namun hatimu tiada menyukainya, maka tertutuplah telinga manusia dari segala bunyi-bunyian siang dan suara malam hari.

MEMELIHARA MOTIVASI KERJA

MENJAGA MOTIVASI KERJA
MENGELOLA ANTUSIASI

Kerjakanlah hal yang anda sukai dan sukailah hal yang
anda kerjakan,…………..
Maka akan anda dapati bahwa anda serasa tak
perlu bekerja seharipun sepanjang hidup anda

Semua itu karena …………..
Dengan mencintai pekerjaan anda,
Pekerjaan menjadi menyenangkan bagi siapapun
Termasuk bagi yang melakukan

MENINGKATKAN CITRA DIRI

MENINGKATKAN CITRA DIRI

1. Berbuatlah yang terbaik untuk diri sendiri dan orang lain
2. Berpenampilan yang menarik
3. Jangan berpura-pura
4. Terimalah diri anda sebagaimana adanya
5. Mencintai/mengasihi sesama
6. Selalu yakin pada kemampuan dan kekuatan diri
7. Selalu berpikir dan bertindak positif
8. Berkomunikasi dengan semua orang dengan baik
9. Tahu sopan santun (do as the romans do)

KOMUNIKASI EFEKTIF

15 KIAT BERKOMUNIKASI YANG EFEKTIF

1. Berbicara dengan nada yang datar dan wajar
2. Dengarkan dulu sebelum minta didengarkan
3. Gunakan bahasa yang jelas dan umum
4. Jangan menukas pembicaraan orang lain tanpa permisi
5. Bicaralah secara jujur dan terbuka
6. Bicaralah dengan bahasa kasih
7. Bicaralah hal-hal yang konstruktif
8. Hindari membicarakan keburukan atau kekurangan orang lain dalam forum yang bukan semestinya
9. Hindari pandangan negatif terhadap orang lain
10. Berbicaralah dari hati ke hati
11. Hindari berargumentasi /debat yang tidak berguna
12. Hargailah pendapat orang lain
13. Jangan ragu mengemukakan pendapat
14. Selalu berfikir positif
15. Hindari pembicaraan yang dapat menimbulkan friksi

KOMPETENSI KEBERHASILAN

14 KOMPETENSI UNTUK KEBERHASILAN

1. ORIENTASI TERHADAP HASIL

a. Membuat rencana kerja secara jelas dan terukur
b. Menciptakan sistim atau cara-cara yang lebih efisien.
c. Mencari kesempatan untuk menyederhanakan peraturan peraturan
d. Melakukan tindakan-tindakan yang efektif dan efisien
e. Menghindari banyak bicara yang tak berguna, mementingkan kerja.
f. Memfokuskan diri pada hasil yang hendak dicapai
g. Menghargai waktu demi mencapai hasil yang tinggi
h. Setiap pekerjaan memiliki hasil yang jelas/terukur

2. INISIATIF

a. Mengambil tindakan untuk memecahkan masalah sebelum diminta atau sebelum situasi memintanya.
b. Menerima atau mencari tugas-tugas tambahan dan tanggung jawab yang sifatnya menantang.
c. Berusaha dengan sungguh-sungguh tanpa mengenal waktu untuk menyelesaikan suatu tugas.
d. Terus menerus melakukan inisiatif-inisiatif yang penting meskipun tanpa adanya bantuan atau dukungan dari orang lain didalam organisasi/perusahaan.
e. Menemukan cara-cara atau ide-ide yang dapat meningkatkan organisasi atau perusahaan.
f. Mengisi waktu kosong dengan tindakan-tindakan yang berguna yang dapat meningkatkan citra perusahaan

3. MEMBUAT DIAGNOSA SECARA TEPAT

a. Menemukan hal yang tidak konsisten atau menyimpang
b. Menemukan persoalan pokok didalam situasi yang kompleks.
c. Mengumpulkan informasi dari beberapa sumber sebagai dasar untuk membuat rekomendasi.
d. Mampu mengemukakan suatu masalah yang ditemukan

4. BERPIKIR DAN BERTINDAK SISTIMATIS

a. Membuat rencana formal atau mengorganisir kerangka kerja, untuk membahas dan menelusuri masalah (misalnya: rencana kerja).
b. Mengatur dan menyimpan data berdasarkan katagori kepentingan dan katagori subyek yang akan memudahkan saat pencarian untuk diperlukan
c. Berpikir dan berbuat berdasarkan prioritas
d. Mengerjakan pekerjaan berurutan Berdasarkan kepentingan
e. Menyajikan usulan atau pendapat secara singkat dan jelas
f. Mendahulukan pekerjaan-pekerjaan yang penting

5. BERPIKIR KEDEPAN

a. Membuat rencana jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan -kebutuhan khusus dan mencapai target-target yang yang dikehendaki Perusahaan.
b. Mencari cara-cara untuk memperkecil terjadinya hasil hasil yang kurang memuaskan dimasa mendatang
c. Mencari cara-cara untuk memperoleh hasil-hasil yang lebih baik dimasa mendatang.

6. PEDULI TERHADAP CITRA YANG POSITIF

a. Mengerjakan hal-hal yang dapat meningkatkan citra Perusahaan.
b. Mengetahui pentingnya kesan-kesan yang diciptakannya terhadap orang lain pada setiap situasi.
c. Mengembangkan dan memelihara citra yang positif dengan para pelanggan/karyawan lainnya.
d. Menjaga citra diri selalu positif

7. STRATEGI DALAM MEMBERIKAN PENGARUH

a. Menghubungi langsung para pemegang keputusan atau pihak-pihak yang berpengaruh agar dapat melaksanakan pekerjaannya.
b. Memanfaatkan situasi non-formal untuk mempercepat penyelesaian objective perusahaan.
c. Menyediakan diri untuk berdiskusi atau negosiasi supaya dapat menyatukan perbedaan-perbedaan pendapat atau memecahkan masalah.
d. Membuat rencana untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok yang berperan.
e. Membuat dan menjaga hubungan dengan orang-orang yang memegang peranan didalam maupun diluar organisasi yang dapat memberikan informasi yang diperlukan.

8. DAYA TANGGAP DALAM BERINTERAKSI

a. Membaca reaksi atau perasaan orang dalam suatu situasi.
b. Mengetahui cara berhubungan dengan orang yang mempunyai posisi dan latar belakang yang berbeda.
c. Mengingatkan orang lain atas kesan negative yang pernah dilakukan
d. “Tepo seliro”/tenggang rasa
e. Gunakan bahasa yang Sesuai dengan tingkat orang yang diajak bicara
f. Hindarkan kata-kata yang dapat menyinggung perasaan orang lain
g. Hindarkan menekankan suatu kehendak pada orang lain.
h. Hindarkan kebiasaan berseloroh.

9. KOMUNIKASI YANG BAIK DAN JELAS

a. Menyajikan informasi yang jelas dan dapat dimengerti oleh orang lain.
b. Membuat argumentasi dengan memperhatikan kepentingan orang lain.
c. Memberikan perintah kerja dengan jelas.
d. Berbicara dengan nada suara yang jelas dan tidak terkesan membentak
e. Bertanya jika ada sesuatu yang tidak jelas
f. Mampu memberikan sumbang saran yang konstruktif.
g. Hindari menukas pembicaraan orang lain
h. Mengerti dulu baru minta di mengerti

10. ORIENTASI TERHADAP PELAYANAN

a. Menyajikan pilihan-pilihan untuk membantu atasan dalam memecahkan suatu masalah.
b. Menghargai problem pelanggan dan menyediakan alternatif untuk pemecahannya.
c. Mengenal posisi staff sebagai penasehat yang memberikan pelayanan pada tingkat manager.
d. Selalu memperlakukan pelanggan sebagai raja
e. Bertindak cepat dalam melayani pelanggan

11. PEDULI TERHADAP STANDARD PROFESSIONAL

a. Memastikan bahwa informasi yang diperoleh akurat, lengkap dan memenuhi kriteria Completed Staff Work.
b. Menyiapkan rapat atau presentasi dengan dokumen, yaitu dari angka-angka dan praktek yang memadai.
c. Memelihara kerahasiaan informasi yang penting.
d. Bekerja atas dasar standar-standar yang telah ditentukan

12. MENGEMBANGKAN ORANG LAIN

a. Membuat pedoman dan memberi nasehat untuk membantu mengembangkan keahlian dan kemampuan orang lain.
b. Menyediakan kesempatan untuk tukar menukar gagasan, praktek dan umpan balik untuk mengembangkan keahlian khusus orang lain.
c. Mendidik dan mengajar orang lain didalam grup
d. Mampu memberi saran-saran untuk peningkatan diri orang lain

13. PERCAYA DIRI

a. Menunjukkan tingkat keyakinan diri yang tinggi didalam mengambil keputusan.
b. Bangga terhadap pekerjaan dan keahliannya.
c. Tetap tenang dan objektif didalam situasi yang stress.
d. Mampu menyampaikan gagasan atau ide didepan rapat
e. Mampu berbicara dengan baik di depan forum

14. PENGEMBANGAN DIRI SENDIRI
Mencari kesempatan dan sarana untuk mengembangkan keahlian dan pengetahuan professional.
Menilai unjuk kerjanya sendiri dan mencari umpan balik untuk mengembangkan diri sendiri.

TEORI KEPEMIMPINAN



KEPEMIMPINAN
oleh:
Drs. Bambang Widodo, MM
I. PENGERTIAN

Definisi kepemimpinan menurut seorang pakar manajemen Kreitner, adalah proses mempengaruhi sekelompok orang dengan tujuan untuk menciptakan keikutsertaan mereka secara sukarela dalam upaya mencapai tujuan perusahaan

Paul Hersey, seorang tokoh dan penulis buku the Situational Leader menyebut Kepemimpinan adalah segala upaya atau usaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain secara individu maupun kelompok.

Kedua definisi tersebut meski agak berbeda, namun saling melengkapi. Definisi pertama menekankan pada unsur keikut sertaan tanpa paksaan untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan yang kedua, menekankan pada usaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai tujuan.

Seorang pemimpin, menurut pengertian di atas, harus memadukan unsur-unsur kekuatan diri, wewenang yang dimiliki, ciri-ciri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi perilaku orang lain.

Ada pemimpin formal dan informal. Pemimpin formal, memiliki kekuasaan dan kekuatan formal yang ditentukan oleh organisasi. Sedangkan pemimpin informal, walaupun tidak memiliki legitimasi kekuatan dan kekuasaan resmi, namun memiliki kemampuan mempengaruhi yang besar, yang disebabkan oleh kekuatan pribadinya.

II. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN

1. Teori Genetik (Genetic Theory)
Penjelasan kepemimpinan yang paling tua adalah teori kepemimpinan “genetic” dengan ungkapan yang sangat populer waktu itu yakni “a leader is born, not made”. Seorang dilahirkan dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat-sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dad orang tuanya.

2. Teori Sifat (Trait Theory)
Sesuai dengan namanya, maka teori ini mengemukakan bahwa efektivitas kepemimpinan sangat tergantung pada kehebatan karakter pemimpin. “Trait” atau sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik dan kemampuan social.

Penganut teori ini yakin dengan memiliki keunggulan karakter di atas, maka seseorang akan memiliki kualitas kepemimpinan yang baik dan dapat menjadi pemimpin yang efektif.

Karakter yang harus dimiliki oleh seseorang menurut Judith R. Gordon mencakup kemampuan yang istimewa dalam (1) Kemampuan Intelektual (2) Kematangan Pribadi (3) Pendidikan (4) Status Sosial dan Ekonomi (5) “Human Relations” (6) Motivasi Intrinsik dan (7) Dorongan untuk maju (achievement drive).

Ronggowarsito, menyebutkan seorang pemimpin harus memiliki Hastabrata, yakni delapan sifat unggul seorang pemimpin yang dikaitkan dengan sifat-sifat alam.

(1) Bagaikan surya
§ menerangi dunia dan memberi kehidupan
§ menjadi penerang dan pembuat senang.
§ arif, jujur, adil dan rajin bekerja, sehingga negara aman sentausa.

(2) Bagaikan candra atau rembulan
§ memberikan cahaya penerangan dan keteduhan pada hati yang tengah dalam kesulitan.
§ bersifat melindungi, sehingga setiap orang dapat tekun menjalankan tugas masing-masing.
§ Memberikan udara ketenangan.

(3) Bagaikan kartika atau bintang
§ menjadi pusat pandangan, selaku sumber kesusilaan
§ menjadi kiblat ketauladanan dan sumber pedoman.

(4) Bagaikan mega atau awan
§ menciptakan kewibawaan
§ mengayomi meneduhi sehingga semua tindakannya menimbulkan ketaatan.

(5) Bagaikan bumi
§ teguh dan kokoh pendiriannya
§ bersahaja dalam ucapannya.

(6) Bagaikan samudra
§ luas pandangan, lebar dadanya
§ dapat membuat rakyat seia sekata.

(7) Bagaikan hagni atau api
§ adil, menghukum tanpa memandang bulu
§ yang salah menjalankan hukuman, yang bajik mendapat pahala.
(8) Bagaikan bayu atau angin
§ Ambeg adil dan jujur
§ terbuka, tidak ragu-ragu

Berdasarkan penjelasan di atas, maka karakter istimewa yang harus dimiliki oleh seseorang, mencakup karakter bawaan (inborn) dan karakter yang diperoleh dan dikembangkan kemudian.

3. Teori Perilaku (The Behavioral Theory)
Mengacu pada keterbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui teori “trait”, para peneliti pada era Perang Dunia ke II sampai era di awal tahun 1950-an mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti “behavior” atau perilaku seorang pemimpin sebagai cara untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan.
Fokus pembahasan teori kepemimpinan pada periode ini beralih dari siapa yang memiliki kemampuan memimpin ke bagaimana perilaku seseorang untuk memimpin secara efektif.

4. Situasional Leadership
Pengembangan teori situasional merupakan penyempurnaan dan kekurangan teori-teori sebelumnya dalam meramalkan kepemimpinan yang paling efektif.

Dalam “situational leadership” pemimpin yang efektif akan melakukan diagnose situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan menerapkannya secara tepat.

Seorang pemimpin yang efektif dalam teori ini harus bisa memahami dinamika situasi dan menyesuaikan kemampuannya dengan dinamika situasi yang ada.

Empat dimensi situasi yakni kemampuan manajerial, karakter organisasi, karakter pekerjaan dan karakter pekerja. Keempatnya secara dinamis akan memberikan pengaruh terhadap efektivitas kepemimpinan seorang.

Dimensi situasi tersebut secara skematis digambarkan sebagai berikut:

— Kemampuan Manajerial
Merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan seseorang. Kemampuan manajerial meliputi kemampuan teknikal, kemampuan sosial, pengalaman, motivasi dan penilaian terhadap “reward” yang disediakan oleh perusahaan.

— Karakteristik Pekerjaan.
Merupakan unsur kedua terpenting yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan.

Pekerjaan yang penuh tantangan akan membuat seseorang lebih bersemangat untuk berprestasi dibanding pekerjaan rutin yang membosankan. Juga tingkat kerja sama kelompok yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan akan sangat mempengaruhi efektivitas seorang pemimpin.

— Karakteristik Organisasi
Budaya Korporat, kebijakan dan birokrasi bisa membatasi gaya kepemimpinan seorang manajer. Juga bila di dalam suatu organisasi banyak terdapat profesional dan kelompok ahli. maka gaya kepemimpinan yang efektif tentu berbeda dengan organisasi perusahaan yang terdiri dari para pekerja kasar.

— Karakteristik Pekerja
Meliputi kepribadian, kebutuhan, pengalaman dari para pegawai akan mempengaruhi efektivitas kepemimpinan manajer.

Karena pendekatan kontingensi ini menekankan pentingnya penyesuaian terhadap situasi, maka seorang pemimpin harus menghayati sepenuhnya kenyataan adanya perbedaan individual yang ada pada setiap pegawai. Motivasi pegawai yang sangat mempengaruhi motivasi kerja perlu mendapatkan perhatian dari setiap pemimpin.

5. Transformational Leadership
Pemikiran terakhir mengenai kepemimpinan yang efektif disampaikan oleh sekelompok ahli yang mencoba “menghidupkan” kembali teori “trait” atau sifat-slfat utama yang dimiliki seseorang agar dia bisa menjadi pemimpin.

Robert House menyampaikan teori kepemimpinan dengan menyarankan bahwa kepemimpinan yang efektif mempergunakan dominasi, memiliki keyakinan diri, mempengaruhi dan menampilkan moralitas yang tinggi untuk meningkatkan kadar kharismatiknya. Dengan mengandalkan kharisma, seorang pemimpin yang “transformational” selalu menantang bawahannya untuk melahirkan karya-karya yang istimewa.

Langkah yang dilaksanakan pada umumnya adalah dengan membicarakan dengan pengikutnya, bagaimana sangat pentingnya kinerja mereka, bagaimana bangga dan yakinnya mereka sebagai anggauta kelompok dan bagaimana istimewanya kelompok sehingga dapat menghasilkan karya yang inovatif serta luar biasa.

Pemimpin transformational, seperti Lee Iacocca dari perusahaan automotif Chrysler atau Jack Welch dari General Electric (GE), adalah pemimpin-pemimpin yang kharismatik yang merangsang dan mengarahkan bawahannya untuk melakukan perubahan-perubahan di perusahaan mereka masing-masing.

Dalam merangsang perubahan dan inovasi, pemimpin tipe ini memberikan gambaran akan pentingnya melakukan sesuatu yang baru dan di atas standar yang direncanakan. Sehingga fungsi pemimpin adalah merangsang kreativitas dan pertumbuhan.

Menurut pencetus teori ini, pemimpin “transformational” adalah sangat efektif karena memadukan dua teori yakni teori “behavioral” dan “situational” dengan kelebihan masing-masing. Atau, memadukan pola perilaku yang berorientasi pada manusia atau pada produksi (employee or production-oriented) dengan penelaahan situasi ditambah dengan kekuatan kharismatik yang dimilikinya.

Tipe pemimpin transformational ini sesuai untuk organisasi yang dinamis, yang mementingkan perubahan dan inovasi serta bersaing ketat dengan perusahaan-perusahaan lain dalam ruang lingkup internasional. Syarat utama keberhasilannya adalah adanya seorang pemimpin yang memiliki kharisma.

Seorang pemimpin, menurut pengertian di atas, harus memadukan unsur-unsur kekuatan diri, wewenang yang dimiliki, ciri-ciri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi perilaku orang lain.

Ada pemimpin formal dan informal. Pemimpin formal, memiliki kekuasaan dan kekuatan formal yang ditentukan oleh organisasi. Sedangkan pemimpin informal, walaupun tidak merniliki legitimasi kekuatan dan kekuasaan resmi, namun memiliki kemampuan mempengaruhi yang besar, yang disebabkan oleh kekuatan pribadinya.

III. PENUTUP

Perkembangan jaman, perubahan lingkungan dan dinamika organisasi merupakan faktor-faktor yang dominan di dalam pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat guna dan berhasil guna.

Teori kepemimpinan yang paling awal, mengkaitkan kepemimpinan dengan bakat dan kemampuan khusus yang dimiliki oleh seseorang yang diperoleh secara herediter dan kemudian diturunkan lagi ke anak-anaknya. The Great Man Theory, atau Born to be a leader adalah ungkapan-ungkapan yang mewakili teori ini.

Dengan demikian, maka kemampuan seorang pemimpin sudah terberi sejak lahir, tidak perlu dipelajari lagi. Dan efektivitas seorang pemimpin tergantung kwalitas karakter pemimpin. Pandangan berikutnya, kepemimpinan dihubungkan dengan dua dimensi pola perilaku pemimpin yakni “iniating structure” yang berorientasi pada produksi dan “consideration” yang berorientasi pada manusia. Pemimpin yang efektif adalah orang yang mampu memadukan kedua dimensi di atas.

Menurut pendekatan situasional, pemimpin yang efektif tergantung pada situasi khusus seperti hubungan antara pemimpin dan bawahan, struktur pekerjaan, kebutuhan bawahan serta tingkat kematangan dan kesediaan bawahan.

Saat ini, gaya kepemimpinan kontingensi (situasional) sangat populer karena lebih rasional, fleksibel dan bisa dipelajari serta diterapkan pada hampir segala situasi. Namun, akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk menengok kembali pada “trait” atau karakter istimewa yang harus dimiliki oleh seseorang, misalkan kharisma.

John Kotter, mengatakan bahwa kepemimpinan yang efektif pada tingkat manajemen senior memerlukan pengetahuan yang luas tentang dunia usaha, kedekatan dengan bawahan, reputasi yang tak tercela, memiliki pengalaman yang kuat, integritas yang tinggi, enerjetik dan memiliki kemauan yang keras untuk memimpin.

Pemimpin tipe-tipe ini, juga harus mampu mengantisipasi kondisi yang akan datang, membangun citra perusahaan dan budaya korporat, serta mampu meningkatkan motivasi dan partisipasi yang optimal. Untuk menjadi pemimpin yang efektif di masa mendatang diperlukan persyaratan yang lebih komplek.



Rabu, 09 Juli 2008

MANAJEMEN KARIR

MEMETAKAN MASA DEPAN
§ Perencanaan yang efektif adalah inti sukses karir. Nilailah posisi anda saat ini, putuskan ke mana anda ingin melangkah, dan kemudian gunakan pengalaman anda untuk membantu anda memetakan jalan terbaik menuju masa depan.
§ Pandanglah manajemen karir anda sebagai proyek baru yang menarik.
§ Luangkan waktu dan tenaga untuk merencanakan karir anda.

MENGAPA PERLU MANAJEMEN KARIR?
Sukses dan kebahagiaan di tempat kerja jarang dicapai secara kebetulan. Sadari bahwa dengan pendekatan proaktif terhadap manajemen karir anda, lebih besar kemungkinannya untuk mewujudkan ambisi-ambisi anda, bertindak adil terhadap ketrampilan anda, dan bertahan dalam pekerjaan penuh.

MEMBUAT PILIHAN YANG BIJAKSANA
Untuk membuat pilihan terbaik dari semua pilihan karir yang ada di depan anda selama kehidupan kerja anda, anda harus jelas mengenai tujuan-tujuan anda, peka terhadap peluang-peluang, dan cepat membuat keputusan-keputusan penting ketika diperlukan. Perencanaan efektif akan membantu anda untuk senantiasa siap dan fokus, sehingga ketika anda memerlukan, anda dapat membuat pilihan yang tepat. Tak seorang pun ingin melihat ke belakang di jalur karir mereka saat mereka pensiun dan berharap mereka dulu mengambil jalur yang berbeda atau melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda

HAL-HAL YANG HARUS DIINGAT
§ Karir dapat diibaratkan sebagai perjalanan: jika perjalanan ingin dijadikan sebagai ekspedisi yang bermakna dan bukan ekspedisi yang tanpa tujuan, perjalanan harus di manage dengan baik.
§ Derajat kepuasan yang anda peroleh dari pekerjaan anda berada dalam kontrol anda sendiri.

MEMPEROLEH KESADARAN AKAN TUJUAN
Jalur karir yang paling sukses memiliki perencanaan yang baik, kesadaran akan arah, dan tonggak-tonggak yang jelas sepanjang jalur tersebut. Jalur karir harus fleksibel tapi terstruktur. Jika anda punya "peta" rute yang anda tuju, anda dapat memastikan bahwa semua aktivitas dalam kehidupan kerja anda membantu memajukan tujuan-tujuan anda dan memberi anda kesadaran akan tujuan.

MEMPEROLEH KESADARAN AKAN TUJUAN
Membuat manajemen karir tidak berarti menutup pikiran anda terhadap nasib baik dan kesempatan, tapi melibatkan berbicara dan berpikir tentang karir anda dengan cara yang metodis. Ini akan membantu anda memperoleh wawasan yang lebih dalam dan mengenali peluang­peluang ketika peluang itu muncul, sehingga anda dapat merebut peluang yang terbaik.

MEMAKSIMALKAN PENGALAMAN ANDAJarang anda dapat mengetahui dari pengalaman kerja pertama anda ke mana anda ingin pergi selanjutnya dalam karir anda. Seringkali orang menemukan kecocokan seiring berlalunya waktu, dengan belajar dari reaksi mereka terhadap posisi-posisi, lingkungan, peran, dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Dengan aktif manage karir anda akan membantu anda menggunakan semua pengalaman anda dengan efektif, sehingga anda dapat menghindari mengulangi peristiwa-peristiwa yang kurang sukses dan memaksimalkan kepuasan anda dengan kehidupan kerja anda.

MEMAKSIMALKAN PENGALAMAN ANDA
Anda akan punya bekal yang lebih baik untuk meramalkan situasi-situasi, membuat rencana-rencana yang realistis dan masuk akal, dan bertindak berdasarkan itu semua. Sebagai akibatnya, anda akan memiliki kepercayaan yang lebih besar dan lebih jelas mengenai prioritas-prioritas pribadi anda.

MEMENUHI POTENSI ANDA
Mengendalikan karir anda mendorong anda untuk meng­optimalkan kemampuan-kemampuan anda sehingga anda merasa tertantang di tempat kerja. Meraih tujuan-tujuan karir juga mendatangkan kepuasan yang besar.

MEMAHAMI MANAJEMEN KARIR
Manajemen karir bukanlah pilihan melainkan keniscayaan untuk menghentikan atau mencegah terombang-ambingnya karir. Bersikaplah proaktif dalam mengembangkan rencana karir anda sehingga anda tidak kehilangan manfaat dari fokus, dorongan, dan arah yang lebih besar.


MEMAHAMI MANAJEMEN KARIR
Catat bahwa manajemen karir memberi anda fokus tambahan dalam bidang-bidang kehidupan lainnya.

PERTANYAAN‑PERTANYAAN YANG PERLU ANDA AJUKAN PADA DIRI ANDA SENDIRI
§ Apa arti manajemen karir bagiku?
§ Apa daya tarik dari mendalami masalah ini?
§ Bagaimana saya manage karir saya selama ini?
§ Aspek-aspek mana dari karir saya yang menurutku perlu perhatian?
§ Bagaimana saya melukiskan pandangan karir saya?

MEMPERJELAS PERJALANAN ANDASebagaimana anda tidak akan berangkat dalam suatu perjalanan tanpa ada suatu tujuan dan peta kasar dalam pikiran, begitupula anda perlu membuat rencana yang sama bagi keberhasilan karir anda. Dengan adanya kejelasan tentang bagaimana mencapai tujuan-tujuan anda, anda akan memaksimalkan peluang sukses anda. Jika anda berorientasi pada karir, maka anda mungkin sudah manage karir anda. Namun, selalu ada skop untuk meningkatkan kesadaran karir anda melalui analisis dan ulasan.

MEMPERJELAS PERJALANAN ANDA
Analisislah hal-hal penting dalam karir anda selama ini untuk memperjelas arah ke depan

INVESTASI DALAM DIRI ANDA SENDIRI Konsep manajemen karir mungkin kedengaran menakutkan, khususnya jika anda merasa kehidupan anda sudah terlalu sibuk. Tetapi meluangkan waktu untuk memikirkan karir anda secara detil merupakan investasi sangat berharga yang akan memungkinkan anda untuk memperkaya kehidupan kerja anda

MENYUSUN RENCANA
Sebagian orang punya ide karir dini yang mempertahankan mereka selama bertahun-tahun dan mereka menghabiskan waktu dan tenaga untuk meraih satu tujuan. Namun, dengan apa yang mereka raih dengan penuh tekad itu, mereka berisiko kehilangan karena tidak dapat beradaptasi dan terbuka terhadap sesuatu yang tak terduga. Orang lain samar-samar mengenai apa yang ingin mereka raih dan puas melihat apa yang muncul dalam perjalanan meraih peluang-peluang karir.

MENYUSUN RENCANA
Orang-orang ini mendapatkan manfaat dari sikap fleksibel dalam hal pilihan-pilihan karir mereka tapi mungkin tidak mengalami kemajuan yang cukup pesat. Pendekatan terbaik ialah membuat rencana terstruktur untuk memberi anda kesadaran akan arah dan mencegah ketidakpastian karir, tapi pada waktu yang sama tetap fleksibel untuk membantu anda menyesuaikan diri dengan perubahan­ perubahan sepanjang perjalanan karir.


HAL-HAL YANG HARUS DIINGAT
§ Hasil-hasil yang anda capai bergantung pada pilihan-pilihan dan keputusan-keputusan yang anda buat.
§ Anda bertanggung jawab atas pilihan-pilihan yang anda buat, dan anda dapat mengendalikan keseimbangan kerja dan kehidupan anda.

MENJADI MANAJER KARIR YANG EFEKTIF
Seorang manajer karir punya pendekatan proaktif terhadap kehidupan, dengan mengambil prakarsa dan membuat segala sesuatu terjadi. Penyimpangan karir punya pendekatan pasif, dengan lebih suka diam dan membuat pilihan termudah.

PENYIMPANGAN KARIR
§ Merasa lepas kendali
§ Tidak yakin dengan langkah berikutnya Mengharapkan sesuatu "terjadi begitu saja“
§ Tidak jelas mengenai masa depan; merasa waktu cepat berlalu

MANAJER KARIR
§ Jelas mengenai prioritas-prioritas pribadi
§ Punya kesadaran akan arah
§ Dapat melihat jalan ke depan
§ Mengoptimalkan pengalaman
§ Ingat bahwa tidak ada istilah terlalu awal atau terlambat untuk mulai manage karir anda.

MENINGKATKAN KONTROL ANDA
Dengan manajemen karir tidak berarti bahwa segala sesuatu dapat diprediksi, karena akan selalu ada faktor­faktor tertentu di luar kontrol anda. Relokasi tempat perusahaan, perubahan dalam personalia, fluktuasi nilai komersial, atau restrukturisasi manajemen adalah contoh-contoh keputusan yang mungkin anda tidak memiliki pengaruh terhadapnya karena keputusan itu muncul dari lingkungan eksternal.

MENINGKATKAN KONTROL ANDA
Juga akan ada saat-saat, seperti dalam situasi-situasi tak terduga atau sulit, ketika anda tidak dapat memprediksi atau mengontrol reaksi anda sendiri. Namun, setelah memetakan masa depan anda, anda akan dapat memfokuskan diri padatujuan-tujuanjangka panjang anda selama periode-periode yang menantang ini, yang dapat membantu anda tetap objektif dan meningkatkan kontrol anda.

APA ITU KARIR?
Karir lebih dari sekadar pekerjaan tetap. Aktivitas-aktivitas
berikut ini harus dianggap sebagai bagian penting dari karir
anda:
§ Kontrak-kontrak permanen atau kasual (meskipun singkat)
§ Freelance, konsultan, atau kerja-sendiri
§ Aktivitas pasca-pensiun
§ Pendidikan dan pelatihan formal
§ Studi informal atau materi yang dipelajari sendiri
§ Aktivitas-aktivitas pengembangan (belajar yang berbasis pada pekerjaan atau belajar privat)
§ Kerja sukarela atau aktivitas amal
§ Perwakilan atau keterlibatan politik atau publik
§ Hobi atau minat

APA ITU KARIR?
Gunakan setiap kesempatan untuk belajar dan mengembangkan ketrampilan anda.

MEMBUAT PILIHAN-PILIHAN DALAM USIA TUA
Meskipun George telah mencapai usia pensiun, dia masih dapat mengambil manfaat dari manajemen karirnya. Pengalaman dia selama bertahun-tahun dalam kerja suka rela membuat dia dapat berdiri kokoh ketika dia memutuskan untuk aktif mengejar jabatan baru. Komite gereja senang mempekerjakan George sebagai pengawas gereja, dan dia tetap menikmati kehidupan kerjanya dan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru dalam peran ini.


MENGIKUTI PERKEMBANGAN TERBARU
Perubahan-perubahan dalam lingkungan kerja kadang­kadang dapat menimpa anda ketika anda hanya sibuk menjalani kehidupan anda. Coba berpikirlah tentang perkembangan teknologi komunikasi selama 30 tahun terakhir dan anda memiliki sebuah contoh yang jelas tentang penemuan-penemuan terbaru. Manajemen karir melibatkan pemberian perhatian pada perkembangan anda sendiri sehingga anda terus-menerus belajar dan menambah pengalaman anda. Dengan melakukan ini anda menghindari risiko didahului oleh orang-orang yang ketrampilannya lebih mutakhir dan baru.


MENDEFINISIKAN ASPEK-ASPEK PENTINGMANAJEMEN KARIR
ANALISIS-DIRI
Belajar tentang diri anda dengan mengevaluasi pengalaman masa lalu anda
§ FAKTOR-FAKTOR YANG
PERLU DIPERTIMBANGKAN

§ Penilaian yang jujur tentang karir anda akan membantu anda membuat kesimpulan yang berguna mengenai kekuatan dan kelemahan anda.
§ Analisis akan membantu anda memutuskan di mana anda akan paling "cocok".

MENDEFINISIKAN ASPEK-ASPEK PENTING MANAJEMEN KARIR
§ PENILAIAN PASAR
Memahami apa yang
ditawarkan di pasar kerja
§ Riset pasar kerja yang
menyeluruh adalah sarana
untuk menemukan peluang
yang relevan dalam bidang
anda.
§ Pertimbangkan kontribusi
anda sendiri bagi dunia kerja.

MENDEFINISIKAN ASPEK-ASPEK PENTINGMANAJEMEN KARIR
§ PENETAPAN SASARAN
Menetapkan apa yang anda inginkan untuk dicapai dan kapan
§ Penetapan target akan membuat anda lebih terfokus.
§ Begitu anda telah menetapkan target, anda dapat merencanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapainya sehingga anda mengalami kemajuan dengan mulus.

MENDEFINISIKAN ASPEK-ASPEK PENTINGMANAJEMEN KARIR
§ MANAJEMEN PERUBAHAN
§ Menangani kesulitan pekerjaan ketika muncul
§ Menangani perubahan dengan efektif melibatkan sikap adaptasi dan siap untuk mengubah arah karir jika diperlukan.
§ Libatkan orang lain jika perubahannya besar.


MENDEFINISIKAN ASPEK-ASPEK PENTINGMANAJEMEN KARIR
§ MEMANTAU
§ Mengecek kemajuan ke arah tujuan-tujuan karir.
§ Mengadakan sesi kaji ulang reguler dan perencanaan akan memastikan bahwa anda berada di atas jalur yang benar.
§ Pantaulah perkembangan baru yang mungkin mempengaruhi karir anda.








Jumat, 04 Juli 2008

CANGKIR DAN KOPI

Sekelompok alumni University California of Bekeley yang telah mapan dalam karir masing-masing berkumpul dan mendatangi professor kampus mereka yang telah tua. Percakapan segera terjadi dan mengarah pada komplain tentang stess di pekerjaan dan kehidupan mereka.

Menawari tamu-tamunya kopi, professor pergi ke dapur dan kembali dengan poci besar berisi kopi dan cangkir berbagai jenis. Dari porselin, plastik, gelas, kristal, gelas biasa,
beberapa diantara gelas mahal dan beberapa lainnya sangat indah. Dan mengatakan pada para mantan mahasiswanya untuk menuang sendiri kopinya.

Setelah semua mahasiswanya mendapat secangkir kopi di tangan, professor itu mengatakan :
"Jika kalian perhatikan, semua cangkir yang indah dan mahal telah diambil, yang tertinggal hanyalah gelas biasa dan yang murah saja. Meskipun normal bagi kalian untuk mengingini hanya yang terbaik bagi diri kalian, tapi sebenarnya itulah yang menjadi sumber masalah dan stress yang kalian alami."

"Pastikan bahwa cangkir itu sendiri tidak mempengaruhi kualitas kopi. Dalam banyak kasus, itu hanya lebih mahal dan dalam beberapa kasus bahkan menyembunyikan apa yang kita minum. Apa yang kalian inginkan sebenarnya adalah kopi, bukanlah cangkirnya, namun kalian secara sadar mengambil cangkir terbaik dan kemudian mulai memperhatikan cangkir orang lain."

"Sekarang perhatikan hal ini : Kehidupan bagai kopi, sedangkan pekerjaan, uang dan posisi dalam masyarakat adalah cangkirnya. Cangkir bagaikan alat untuk memegang dan mengisi kehidupan. Jenis cangkir yang kita miliki tidak mendefinisikan atau juga mengganti kualitas kehidupan yang kita hidupi. Seringkali, karena berkonsentrasi hanya pada cangkir, kita gagal untuk menikmati kopi yang Tuhan sediakan bagi kita."

Tuhan memasak dan membuat kopi, bukan cangkirnya. Jadi nikmatilah kopinya, bukan cangkirnya. Sadarilah jika kehidupan anda itu lebih penting dibanding pekerjaan anda. Jika pekerjaan anda membatasi diri anda dan mengendalikan hidup anda, anda menjadi orang yang mudah diserang dan rapuh akibat perubahan keadaan.

Pekerjaan akan datang dan pergi, namun itu seharusnya tidak merubah diri anda sebagai manusia. Pastikan anda membuat tabungan kesuksesan dalam kehidupan selain dari pekerjaan anda.

So enjoy your day and work and keep making relationship with others :)

PS: Kiriman dari teman, kalau sdh baca....lupakan saja.

HIDUP ADALAH MEMILIH TINDAKAN

PILIH T = PK ATAU T = ND
Oleh: Bambang Widodo

Sejak dunia ini tercipta sudah ada dua kekuatan yaitu kekuatan positif dan kekuatan negatif. Kekuatan positif disimbolkan dengan tanda plus (+) dan kekuatan negatif dengan tanda minus (-). Berbagai kegiatan yang didasari oleh kekuatan positif akan selalu mendapatkan nilai tambah. Berbagai kegiatan yang didasari oleh kekuatan negatif akan mendapatkan nilai kurang

Segala kegiatan yang positif selalu bersifat konstruktif (disingkat PK) artinya selalu bersifat membangun, mengembangkan, memperbaiki, mendamaikan, membahagiakan

Segala kegiatan yang negatif selalu bersifat destruktif (disingkat ND), artinya selalu bersifat merusakkan, mengurangi, menghancurkan, menyengsarakan

Dengan adanya dua kekuatan ini menunjukkan adanya dua JALAN KEHIDUPAN yaitu JALAN TUHAN dan jalan setan.
I. JALAN TUHAN
Ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan mengenai JALAN TUHAN adalah sbb:
Surat Ibrahim ayat 1: “Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji” dan surat An Nahl 125: ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

II. JALAN SETAN.
Mengenai jalan setan ditunjukkan dalam surat Thaahaa ayat 116: ”Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang”

Pembangkangan iblis/Setan ini adalah merupakan tindakan yang negatif destruktif.

Negatifitas setan ini juga ditunjukkan dalam Surat Al A'raaf ayat 16: Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus". dan Surat Al Hijr ayat 39: Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya".

Jalan Tuhan direpresentasikan sebagai kekuatan positif dan jalan setan direpresentasikan sebagai kekuatan negatif.

Segala kegiatan yang positif selalu bersifat konstruktif, artinya selalu bersifat membangun, mengembangkan, mendamaikan, membahagiakan, menyejukkan, memperbaiki.

Ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan hal ini ialah surat Ar Ra'd ayat 29: ”Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik”. Dan Surat Al Muthaffifin ayat 22:”Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar (syurga)”.

Sebaliknya segala kegiatan yang negatif selalu bersifat destruktif, artinya selalu berakibat merusakkan, mengurangi, menghancurkan, menyengsarakan, sebagaimana dijelaskan dalam surat 17. Al Israa' ayat 53: ”.... Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia”, surat Al Mujaadilah ayat 19: ”Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi”, surat An Nuur ayat 21: ”.... maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar....”

Jalan Tuhan adalah jalan agama universal (Islam) yang bisa diterapkan untuk semua manusia. Jalan setan adalah segala bentuk kegiatan yang berlawanan dengan agama yang selalu berakibat merusakkan, menghancurkan, merugikan, menyengsarakan.

Islam sebagai agama universal ditunjukkan dalam surat Saba' ayat 28: “Dan Kami tidak mengutus kamu (Muhammad), melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui”.

Indikator bahwa orang sudah menjalankan agama dengan baik dapat dengan mudah dilihat pada perilakunya atau tindakan-tidakannya. Jika perilaku-perilaku atau tindakan-tindakannya bersifat positif-konstruktif maka ia telah menjalankan agama dengan benar. Sebaliknya jika perilaku-perilakunya bersifat negatif-destruktif maka ia belum beragama dengan benar, dengan kata lain ia masih mengikuti jalan setan.

Konsekwensi perilaku manusia selalu mengikuti hukum kausalitas (hukum sebab – akibat). Dalam ajaran agama hasil akhir dari suatu perbuatan akan memperoleh balasan berupa Sorga atau Neraka. Sorga merupakan balasan atas suatu perbuatan positif-konstruktif yang antara lain berupa kebahagiaan, kenikmatan, ketentraman, kesejahteraan, kedamaian dunia dan akhirat. Dan Neraka merupakan balasan atas suatu perbuatan negatif, yang antara lain berupa kesengsaraan, kenistaan, kehancuran., kerugian.

Dengan dasar ayat-ayat diatas maka saya coba untuk membuat sebuah rumus yang bertujuan untuk memudahkan identifikasi apakah kita sudah berada atau memilih jalan Tuhan atau jalan setan. Rumus dimaksud adalah T = PK = JT = S DAN T = ND = JS = N (T=Tindakan, PK=Positif-Konstruktif, JT=JalanTuhan, S=Surga, ND = NegatifDestruktif, N = Neraka). Berdasarkan pada kaidah yang mendasarinya PK selalu bersifat membangun dan mengembangkan, mendamaikan, membahagiakan sedangkan ND selalu bersifat menghancurkan, merusakkan, menyengsarakan, menistakan.

Cara membaca rumus tersebut adalah jika (T)indakan kita bersifat Positif Konstruktif (PK) berarti kita berada dijalan Tuhan (JT) dan balasannya adalah (S)orga. Dan jika (T)indakan kita bersifat Negatif Destruktif (ND) berarti kita masih berada di Jalan Setan (JS) dengan balasan Neraka.

Manusia memiliki kebebasan menentukan pilihannya sendiri-sendiri untuk menetapkan hasil akhir yang hendak dicapai dalam hidup ini. Namun pada dasarnya setiap manusia menginginkan Sorga tetapi tidak tahu caranya. Sorga terdiri dari dua bagian yaitu sorga dunia dan sorga akhirat. Sorga dunia langsung bisa dirasakan oleh semua orang yang telah berpikir, bertindak dan berperilaku positif - konstruktif dengan kata lain telah menjalankan syariat agama (Islam) dengan benar yang berupa kesenangan kebahagiaan kedamaian ketentraman, yang mana sifatnya tidak langgeng, fluktuatif karena manusia belum bisa lepas sepenuhnya dari kekuatan negatif. Sedangkan sorga akhirat akan dirasakan pada kehidupan kedua yang terjadi setelah kehidupan dunia berakhir yang berupa kebahagiaan abadi dimana manusia sudah sepenuhnya lepas dari kekuatan negatif.

Tentu semua manusia menginginkan hidup berkecukupan, sejahtera, bahagia lahir dan batin, tenang tentram damai, nikmat, selamat, sehat, kuat, perkasa.. Itu adalah fitrah manusia. Tidak ada manusia yang menginginkan hidup sengsara.
Jalan Tuhan itu sebenarnya sederhana dan mudah bagi mereka yang memahami makna kehidupan ini. Oleh karena itu untuk mewujudkan keinginan hidup bahagia tenang tentram dan damai itu juga sederhana dan mudah, yaitu mengikuti JALAN TUHAN selalu berpikir dan bertindak positif – konstruktif. Selalu mengarahkan Tindakannya sama dengan PK dan menghindari segala Tindakan yang bersifat ND.
Contoh-contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari
1. Bagi pegawai yang datang kekantor terlambat itu PK atau ND. Jelas ND karena merugikan perusahaan; gaji yang kita terima pada hakekatnya adalah didasarkan pada jumlah jam kerja normal yang telah ditetapkan perusahaan.
2. PK – menjalin komunikasi yang baik dengan tetangga, relasi, rekan bisnis dan siapa saja dengan mengucapkan kata-kata yang bagus yang bisa mendekatkan hubungan, yang bisa memotivasi orang, yang bisa menumbuhkan semangat kerja, yang bisa menambah eratnya hubungan pertetanggaan, yang bisa meningkatkan persaudaraan.
3. Membuat suasana kampung aman tentram menyenangkan=PK
4. menciptakan suasana rumah tangga yang menyenangkan, menentramkan = PK
5. Dalam diskusi mau menerima pendapat orang lain tidak ”ngeyel” = PK
6. Mau mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian = PK
7. Mengganggu ketentraman tetangga dengan membunyikan musik keras-keras = ND
8. Membabat hutan seenaknya = ND
9. Mau terus belajar sepanjang hayat=PK
10. Menghargai pendapat orang lain=PK
11. Bisa Menerima perbedaan=PK
12. Memaafkan dan melupakan kesalah orang=PK

Dengan menggunakan rumus ini maka kita diharapkan bisa memilih tindakan-tindakan yang T=PK dan menghindari T=ND. Beragama yang benar itu ternyata mudah.

POLA PIKIR PEAK PERFORMERS

Penelitian mendalam mengenai para pekerja unggul (peak performers) menunjukkan bahwa mereka ternyata memiliki mindset tertentu yang membuat mereka berhasil merengkuh keunggulan kinerja. Lalu, apa jenis mindset yang disandang oleh para peak performers tersebut? Berikut lima pola pikir yang ternyata telah menjadi batu pijakan bagi para perajut kesempurnaan prestasi.

1. Peak performers have positive thinking
Orang-orang yang berkinerja unggul ternyata selalu memandang dirinya dengan kacamata yang amat positif. Mereka memiliki self-esteem yang tinggi, dan selalu mengharapkan yang terbaik dari dalam dirinya. Itulah sebabnya para pekerja tangguh adalah pribadi yang selalu memiliki pandangan-pandangan positif dan juga sikap-sikap positif. Mereka adalah orang-orang penuh optimisme yang melihat kekeliruan sebagai sebuah peluang dan masalah sebagai pelajaran berharga. Mereka mempunyai keyakinan bahwa mereka pasti akan berhasil; dan secara proaktif membuat beragam sasaran yang menantang

2. Peak performers have high standards
Para peak performers ternyata lebih cenderung suka bergaul dengan sesama peak performers. Mengapa? Jawabannya karena mereka juga mempunyai ekspektasi yang tinggi terhadap orang-orang disekitar mereka — orang-orang yg bekerja dengannya.

Ketika kita mempunyai standard yang tinggi, kita akan menetapkan sasaran yang tinggi dan bekerja keras untuk mencapainya. Kita mengharapkan yang terbaik dari diri kita, dan juga dari rekan kerja kita. Oleh karena mereka mempunyai standard yang tinggi, para pekerja tangguh terus menerus mengejar yang terbaik — terhadap apa yang mereka kerjakan, terhadap system yang bekerja dengannya — terhadap semua yang ada di sekitar mereka. Mereka secara terus menerus bertanya pada diri mereka sendiri tentang satu pertanyaan kunci: Bagaimana caranya agar saya lebih baik?

3. Peak performers take responsibility
Para pekerja tangguh menetapkan tujuan dan bekerja keras untuk mencapainya. Seorang pekerja tangguh tidak akan pernah mau bergantung pada nasib dan keberuntungan untuk mencapai sebuah tujuan. Mereka tahu bahwa mereka harus bertindak, dan paham jenis tindakan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah dibentangkan. Daripada duduk tenang menunggu bintang jatuh dari langit, berharap kejaiban akan datang, seorang pekerja tangguh selalu bekerja keras untuk meracik dan menentukan masa depannya sendiri.

4. Peak performers stay focused on their goals
Para peak performers selalu fokus pada sasaran yang telah ditetapkan, Keteguhan hati, persistensi dan ketekunan lalu terus menerus dapat digelarkan demi terengkuhnya sebuah sasaran final. Mereka tidak pernah memberikan ruang bagi munculnya keraguan yang membuat mereka mesti mandek ditengah jalan. Mereka tidak pernah mau menyerah. Mereka terus fokus, terus melecutkan segenap energi dan potensi, dan terus berjibaku hingga titik final dapat dijejak dengan penuh keberhasilan.

5. Peak performers read this blog……..
Yap, peak performers selalu terus mau belajar mengembangkan dirinya. Mereka terus belajar mengasah ketrampilan dan mencerahkan pengetahuannya. Mereka belajar dari pengalaman hidup, belajar dari pengalaman orang lain, belajar dari membaca buku, belajar dari berselancar di internet, dan juga belajar dari membaca blog (termasuk membaca blog ini……).

ACTION BASED TRAINING

Bagi banyak perusahaan, training atau pelatihan karyawan telah menjadi salah satu elemen vital bagi proses pengembangan kompetensi sumber daya manusia mereka. Bahkan, sejumlah besar perusahaan mengalokasikan investasi yang relatif besar untuk mendidik dan melatih karyawan mereka.

Kegiatan training yang dilakukan oleh sebagian besar pelaksana training saat ini masih menganut metode konvensional yang didominasi dengan pola pengajaran di ruang-ruang kelas (class-room lecture). Dalam metode ini, selama sekitar 2 atau 3 hari, para instruktur akan menyampaikan sejumlah konsep, dan biasanya kemudian diikuti dengan aktivitas diskusi kelompok, role play atau latihan kasus (case exercise) guna membangkitkan partisipasi para peserta. Kita tahu, metode ini hanya akan efektif jika segera ditindaklanjuti dengan kegiatan pasca training untuk mendorong dan memonitor proses aplikasi materi training dalam pekerjaan sehari-hari.

Sayangnya, banyak pengelola training yang alpa untuk mengerjakan kegiatan pasca training ini dengan penuh kesungguhan. Padahal, justru dorongan dan monitoring yang kontinyu-lah yang akan memastikan dampak positif training terhadap kinerja karyawan. Sebaliknya, tanpa ada upaya tindak lanjut yang sistematis dan terprogram, maka materi training-training di ruang kelas selama 2 – 3 hari, akan mudah “menguap” hanya dalam hitungan bulan. Karena itu, tak heran jika sebuah riset menyebutkan training di ruang kelas yang tidak diikuti dengan tindak lanjut memiliki efektivitas yang rendah, hanya berkisar 30 % manfaatnya.

Didorong oleh kenyataan semacam itu, maka akhir-akhir ini berkembang inisiatif baru untuk melakukan apa yang disebut sebagai action-based training atau training yang berbasis pada aksi, yang memiliki filosofi dan metode yang berbeda dengan metode training konvensional. Terdapat beberapa ciri yang diusung oleh metode action-based training ini.

Yang pertama, kegiatan training ini biasanya dilakukan secara kontinyu dalam jangka waktu 6 hingga 12 bulan. Selama rentang waktu itu, para peserta bertemu tiap 2 atau 4 minggu sekali – masing-masing selama 2 – 4 jam. Melalui pertemuan yang berlangsung secara kontinyu ini diharapkan akan terjadi proses pembelajaran yang intensif dan berkesinambungan.

Ciri kedua yang juga amat menonjol dari metode ini adalah bahwa materi training harus didasarkan pada kasus nyata dan problem riil yang dihadapi oleh para peserta dalam pekerjaannya. Hal inilah yang menyebabkan mengapa training ini disebut sebagai action-based training. Selanjutnya, para peserta diharuskan merumuskan projek atau aksi nyata (real action) sebagai solusi atas kasus atau problem riil tersebut.

Pada tahap berikutnya, para peserta juga diharuskan mengimplementasikan projek atau aksi nyata tersebut. Melalui pertemuan-pertemuan rutin setiap 2 – 4 minggu sekali, instruktur akan melakukan monitoring proses implementasi projek tersebut – dan sekaligus membagi lesson learning yang dialami para peserta selama proses implementasi. Lesson learning yang dibagikan menyangkut misalnya, bagaimana kerjasama tim (teamwork skills) dalam proses implementasi, bagaimana mereka berkomunikasi (communication skills) satu dengan yang lainnya, atau bagaimana mereka menyusun dan mengalokasikan tugas (planning and organizing). Jadi, mereka belajar mengenai ketrampilan komunikasi, kerjasama tim, dan lain lain, tidak melalui konsep atau teori belaka; namun melalui ‘pengalaman riil’ ketika mereka berproses mengimplementasikan projek atau action plan yang mereka kerjakan. Pendekatan semacam ini berangkat dari keyakinan bahwa peserta akan belajar dengan lebih efektif melalui pengalaman nyata (real experiences) daripada melalui ceramah-ceramah di ruang kelas.

Ciri ketiga yang juga menonjol dari metode ini adalah komitmen dan keterlibatan aktif para peserta, serta juga para atasannya masing-masing. Harus dicermati, bahwa projek atau aksi riil yang disusun dan diimplementasikan para peserta bisa jadi harus melibatkan otoritas lintas-fungsi; oleh karena itu, komitmen dari pihak manajemen untuk mendukung proses ini amat diperlukan.

Tentu saja, proses kegiatan action-based training ini lebih membutuhkan energi dan kerja keras dari pihak pengelola training; dibanding sekedar menyelenggarakan training 2 – 3 hari di ruang-ruang kelas yang terisolasi dari problem riil dilapangan. Namun, riset menunjukkan bahwa metode training semacam ini jauh lebih efektif dalam meningkatkan kompetensi dan kinerja para peserta. Sekarang pilihannya tergantung pada Anda : mau terus menerus berkutat pada metode training konvensional, atau mulai bergerak untuk melakukan action-based training?